Oleh : Ahmad Amirul Sir
Kolaka, sebuah daerah di pantai timur Bone. Tepat 61 tahun yang lalu, daerah ini resmi menjadi sebuah kabupaten dengan hampir 70.000 manusia hidup di dalamnya. Saat itu, harapan-harapan rakyat memenuhi kaki-kaki daerah yang baru saja resmi menjadi kabupaten ini. Kreasi-kreasi memenuhi angan para pemimpin Kolaka tanpa batasan. Semangat menggebu memenuhi kalbu seluruh komponen masyarakat.
Kolaka berdiri di sebuah wilayah eks kerajaan Mekongga, kerajaan bercorak lokal yang berdiri sejak abad ke-XIII. Kerajaan ini dibentuk oleh masyarakat Unenapo (nama daerah sebelum terbentuknya kerajaan Mekongga) bersama Larumbalangi, setelah burung Konggaaha dibunuh. Larumbalangi, seorang juru selamat bagi masyarakat saat itu dari kekejaman burung Konggaaha, merupakan saudara kandung Wekoila yang juga merupakan peletak dasar Kerajaan Konawe.
Kerajaan Mekongga merupakan kerajaan yang berafiliasi dengan Kedatuan Luwu di Palopo. Masa kejayaan kerajaan ini berlangsung sekitar abad ke-XV atau abad ke-XVI dibawah kepemimpinan Sangia Nibandera. Hingga pada akhirnya, penjajah Belanda masuk ke Kolaka pada akhir abad ke-XVIII, sekitar tahun 1905 dengan status onder afdeeling dari afdeeling Luwu. Di tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia dan membentuk pemerintahan. Status Kolaka yang dari onder afdeeling berubah menjadi bunken. Tentara Jepang dan masyarakat Kolaka memiliki hubungan yang sangat harmonis, hingga tahun 1943. Pimpinan tentara Jepang di Kolaka, Letnan Nakamura digantikan oleh Letnan Akamatzu. Pogram romusha pun dilaksakan. Hasilnya masih dapat kita lihat sekarang, yakni cerobong tua pabrik nikel di Pomalaa.
Hingga
tahun 1945, Kolaka resmi menjadi bagian dari RI setelah proklamasi
dikumandangkan dan bendera merah putih dikibarkan pada tanggal 17 September
1945. Andi Kasim, kepala Pemerintahan RI di Kolaka, menjadi orang yang
membacakan teks proklamasi di depan kantornya yang letaknya saat ini adalah di
Jalan Kartini, Kec. Latambaga. Eks kantor tersebut kini masih dalam penguasaan
PT. ASDP. Setelah proklamasi, status Kolaka menjadi swapraja yang dipimpin oleh
Andi Kasim. Setelah pengakuan kedaulatan pada Desember 1949, status Kolaka
berubah menjadi kewedanan.
Terdapat dua tanggal penting dari terbentuknya daerah tingkat II Kolaka atau Kabupaten Kolaka. Yang pertama adalah tanggal 29 Februari 1960. Pada tanggal tersebut, terdapat peristiwa pelantikan Jacob Silondae sebagai Bupati Kepala Daerah tingkat II Kolaka pertama setelah jabatan Kewedanan Kolaka dijabat oleh Wedana Abunawas.
Yang kedua adalah tanggal 4 Juli 1959. Tanggal ini adalah tanggal diundangkannya UU No. 29/1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah tingkat II di Sulawesi yang menjadi dasar hukum berdirinya Daerah Tingkat II Kolaka. Undang-undang ini juga menjadi dasar hukum bagi berdirinya 37 Daerah Tingkat II lain di Sulawesi. Undang-undang ini diketahui oleh masyarakat Kolaka setelah disiarkan oleh RRI Makassar pada bulan September 1959 (Hafid, dkk., 2009).
Setelah melalui riset, kajian dan penelitian, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka menjadikan tanggal 29 Februari sebagai hari jadi Kabupaten Kolaka, sebagaimana yang tercantum pada pasal 2 dan 3 Peraturan Daerah No. 6 tahun 2016 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kolaka. Menurut Hafid, dkk. (2009) dalam bukunya “Sejarah Daerah Kolaka” mengemukakan bahwa, dipilihnya tanggal 29 Februari menjadi hari jadi Kabupaten Kolaka, sebab berdirinya Daerah tingkat II Kolaka terhitung sejak dilantiknya Jacob Silondae sebagai Bupati Kepala Daerah tingkat II Kolaka.
Namun, yang jadi masalah adalah tanggal 29 Februari adalah tanggal yang terjadi hanya pada tahun kabisat. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka menetapkan bahwa jika dalam satu tahun tidak terdapat tanggal 29 Februari, maka peringatan hari jadi Kabupaten Kolaka diundur ke tanggal 28 Februari, sebagaimana yang tercantum pada pasal 4 Peraturan Daerah No. 6 tahun 2016 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kolaka.
Namun, yang terpenting dari seremonial perayaan hari jadi Kabupaten Kolaka bukanlah tanggalnya. Tetapi bagaimana merefleksikan kerja, karya dan karsa kita selama ini agar daerah yang kaya raya ini dapat maju, berkeadilan, dan sejahtera sesuai denganharapan para pemimpin, pejuang dan pendahulu yang berkorban untuk mendirikan pemerintahan di Kolaka. Selain itu, peringatan hari jadi Kabupaten Kolaka ini menjadi momen kita untuk menengok kembali semangat-semangat para pemimpin, para pejuang dan pendahulu agar kiranya semangat tersebut dapat kita tiru guna menjadikan Kabupaten Kolaka sebagai daerah yang maju, berkeadilan, sejahtera, dan berdaya saing global.
0 komentar:
Posting Komentar