Selasa, 27 Desember 2022

Review Film The Big Four (2022)

Oleh : Ahmad Amirul Sir

Film The Big Four (2022) merupakan salah satu film yang dibuat atas kerjasama Netflix dengan Frontier Pictures. Film ini merupakan film bergenre action yang digarap oleh Timo Tjahjanto dan dibintangi oleh berbagai aktor serta aktris ternama Indonesia, seperti Abimana Aryasatya, Putri Marino, Lutesha, Arie Kriting, dan Kristo Immanuel. Film ini resmi rilis secara global di Netflix pada 15 Desember 2022 dan berhasil menduduki posisi puncak dalam deretan film yang tayang di Netflix dengan penonton terbanyak di 79 negara. 

Film The Big Four (2022) menceritakan tentang seorang detektif yang dikenal lurus menyelidiki kematian ayahnya dan mengikuti jejak hingga ke sebuah pulau tropis. Di sana, ia menemukan jati diri sesungguhnya sang ayah sebagai pemimpin kelompok pembunuh bayaran. Kini, ia dikejar musuh ayahnya, sehingga ia terpaksa bekerja sama dengan murid ayahnya terdahulu. Empat mantan pembunuh bayaran yang siap kembali membasmi musuh.

Film ini mengelaborasi unsur Gore dengan unsur komedi melalui berbagai adegan aksi yang dilakukan pemeran-pemerannya. Dari perspektif sinematografi, film ini terlihat seperti film Indonesia pada umumnya. Hal ini bisa dilihat dari teknik pengambilan gambar yang cukup eksploratif jika dibandingkan dengan film Indonesia pada umumnya, tetapi dalam hal kecepatan kamera dalam mengambil gambar, film ini cukup baik. Sebab dapat mengikuti adegan action yang disajikan pemeran.

Hal yang sejalan juga dapat dilihat pada penyajian alur cerita dan pendalaman karakter yang kurang eksploratif. Hal tersebut tampak melalui cerita yang disajikan dalam 30 menit pertama dari durasi film. Dengan cerita yang disajikan dalam durasi tersebut, penonton dapat dengan mudah menebak plot cerita keseluruhan film. Kejutan kemudian muncul kembali di 10 menit terakhir dari film, meskipun nyatanya kejutan yang dihadirkan masih belum bisa menimbulkan penonton penasaran atas kelanjutan ceritanya. Unsur komedi yang dihadirkan dalam berbagai dialog tokoh juga cukup bisa ditertawakan oleh banyak penonton, walaupun memang pada beberapa penonton nasib terkesan garing. 

Film ini juga masih belum memerhatikan beberapa hal-hal detail yang cukup krusial sebab berpengaruh pada kenaturalan akting dari pemeran. Hal-hal detail yang dimaksud seperti recoil dan berat senjata yang tampak cenderung kurang natural, seolah menyampaikan bahwa para pemeran benar-benar profesional dalam menggunakan senjata api. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah kebalikannya. Selain itu, dalam beberapa scene ledakan, masih kurang rasional. Hal ini dapat dilihat dari ledakan besar yang seharusnya juga berefek ke pemain, justru tidak menimbulkan efek sama sekali, sehingga menimbulkan ambiguitas dari efek yang disajikan.

Namun dari berbagai kekurangan tersebut, film ini memang patut diapresiasi dalam beberapa aspek, salah satunya seperti pewarnaan yang cukup apik jika dibandingkan dengan film-film Indonesia lainnya. Selain itu, adegan perkelahian dan penembakan yang ditampilkan cukup memuaskan, sehingga kualitasnya bisa disandingkan dan bersaing dengan film-film keluaran Hollywood. Oleh karena itu, film ini cukup baik untuk ditonton bersama. 

Film ini memberi banyak pesan. Pertama film ini mengajarkan untuk terus membela kebaikan dan kebenaran tanpa kompromi dan tanpa pandang bulu. Selain itu, film ini juga memberikan pesan betapa pentingnya peran keluarga. Meskipun tokoh dalam film tidak memiliki hubungan darah, tetapi dapat saling menjaga dan melindungi layaknya keluarga.

0 komentar:

Posting Komentar